Aku sedang berkabung
Aku sedang berkabung
Melihat angka yang menyentuh digit baru
Mereka yang bersuara,
kini meninggalkan dunia
Ada yang dilindas
Ada yang dipukuli satu kompi
Ada yang terjebak api,
yang entah siapa yang perintah
Usia mereka beragam,
tapi jika kamu jeli,
kebanyakan dari mereka
seharusnya menikmati 2045
Yang katanya, mimpi besar para penguasa
Yang aku tak tahu, dari kapan mimpi itu dimulai
dan bagaimana nanti ia diwujudkan
Apakah emas hanya untuk yang berkuasa?
Lupakan sejenak mimpi itu
Jika nyawa kita sebagai manusia
masih hanya sebatas angka
Kalau begitu emas adalah lebih hina
Aku sedang berkabung
Untuk Affan dan untuk semua anak negeri
yang tumbuh dengan harapan dilindungi
oleh negara, oleh hukum, oleh aparat
Tapi malah dibuat takut, dianiaya,
dilindas meski sudah tak berdaya,
dianggap target oleh mereka yang
mengikuti komando dengan buta
Silakan berkejaran dengan apa saja di dunia
Aku kira kalian juga tidak takut pada akhirat
Tapi tolong, para pemegang kuasa,
Jangan gunakan negara untuk melawan rakyatnya.
Yang kalian adu itu bukan pion
Yang kalian tindas itu punya nyawa
Yang kalian bunuh itu adalah manusia
Mereka hidup dan menghidupi
Aku sedang berkabung
Bukan hanya untuk mereka yang telah berpulang,
tapi juga untuk matinya nurani dan logika,
di bangku penguasa
Aku ingat versi 21 tahunku,
Menarik ojek sekadar untuk uang jajan,
tapi banyak yang bebannya lebih berat
Ada yang melakukannya bukan untuk jajan,
tapi untuk makan satu sampai sembilan orang
Katanya 19 juta lapangan kerja
Apakah yang ditawarkan cuma mimpi?
Jika itu hanya demi suara rakyat yang ditipu,
bocah TK lebih layak memimpin negeri ini
dengan mimpi-mimpinya yang lebih murni
Aku sedang berkabung
Hari ini, ada sepuluh korban jiwa
Mayoritas dari mereka,
adalah generasi emasnya Indonesia
Empat tahun lagi,
mereka bisa jadi pondasi,
atau penerima beasiswa
yang belajar ke ujung dunia,
lalu kembali untuk bangsanya
Tapi kini, masa depan mereka direnggut
Masa depan negara direnggut
Bukan oleh takdir,
tapi oleh tangan-tangan kekuasaan.
Aku sedang berkabung
Teruntuk mereka yang bersuara
dan juga untuk negara,
yang kehilangan masa depannya
Oleh penguasa,
yang mati nurani dan pikirannya.
Lucu, ya?
Yang ditindas rakyat
Yang dibunuh rakyat
Yang diberi hak melawan? Aparat!
yang langsung menggunakannya tadi malam,
memasuki area pendidikan,
tempat ilmu dan adab diutamakan,
diteror dengan senjata dan kekerasan
Lalu hak kami ini apa, pak Presiden?
Jika melawan, dilabeli makar
Jika berani, dicap anarki
Lucunya, kata teroris dilemparkan
kepada para korban teror
Mungkin KBBI milik penguasa berbeda versi
Terserah. Aku tak peduli lagi.
Sialan kalian.
Yang kutahu, aku sedang berkabung.
Comments
Post a Comment