Posts

Showing posts from November, 2019

Cibodas, turun dengan penuh kesabaran

Image
Masih ada cerita dari wisata Pangrango kemarin. Setelah bermalam dan berkemah sambil bersantai di Surya Mandalawangi, kami turun. Ya kali mau berminggu-minggu di puncak gunung. Walaupun sebenarnya enak mungkin jika demikian. Namun ada hal yang harus dipahami, alam memerlukan waktunya sendiri untuk memulihkan. Manusia dapat berpartisipasi dalam pemulihan alam dengan tidak mencampuri urusannya sama sekali. Kadang hal ini sering terlupakan di pikiran para pecinta alam, tapi kalau beneran cinta alam, pasti bakalan paham. Oke, paham kan?   Lanjut kita kembali ke basecamp. Disambut hangat oleh kang Hendrik Family, dibuatin teh anget, ditawari nasi rames, disuruh rebahan, dikasih sertifikat tanah plus akses tak terbatas ke Pangrango. Nggak lah cuy, becanda ni Akmal. Dari itu semua, pilihan kami jatuh pada makan! Walau dah dekil banget mirip Rambo pas kesasar di Vietnam. Selesai makan kita pulang. Lah ga mandi dulu bang? Mandinya di masjid pinggir jalan nanti dicari, biar berkaaah, ...

Pangrango, belajar Zero Waste

Image
Pada awalnya cerita pendakian ini hanya diinisiasi oleh satu orang. Kenapa? Salah satunya karena manusia itu suka nyampah, semakin banyak manusia ke alam tanpa modal ilmu pengetahuan semakin banyak pula jalur penyebaran sampah dari peradaban ke alam. Cerita pendakian selalu diawali dengan sebuah panggilan, setidaknya itu dariku. Entah itu dalam wujud ajakan, keinginan, atau apapun yang tiba-tiba muncul tanpa rencana. Jadi biasanya rencana dibuat   setelah panggilan. Unik memang.   “Kalau tidak ada tujuan tidak mau naik. Kalau tidak zero waste tidak mau naik. Kalau rame tidak mau naik. Kalau jalur gunungnya udah kasian tidak mau naik.” -miftah   Belajar zero waste sebelum naik. Harus zero waste ketika naik. Berawal dari ide itu, karena aku juga masih belajar makanya personil dalam pendakian ini bertambah satu. Akmal, orang yang sudah terbiasa berkehidupan minimalis karena terpaksa keadaan juga keinginan. Satu tujuan, jangan jadi parasit berkedok kepecintaan ala...

KEPADA MANIS

Sungguh hanya ada 2 hal yang membuatku betah di kota Pertama, doa orang tuaku dan yang kedua, kamu Di antara kota yang membuatku tidak suka berlama-lama Aku bersyukur Allah telah mengabulkan doa hamba-Nya   Entah dari mana akan datangnya, Aku pernah berdoa agar diberi pendamping, Seseorang yang lebih mengerti diriku, selain ibuk Seseorang yang ketika aku tidak bisa menceritakan sesuatu kepada ibuk, Aku berlari ke arahnya dan berbagi tekanan   Harapan ibuk dan bapak, aku bisa lulus dari sekolah ini Bahkan bisa dan mau melanjutkannya Kadang hal itu lewat, lepas dari pandanganku Namun, selalu kamu, Manis, yang membuatku kembali memandangnya   Dari sifatmu yang dulunya kaku Sampai berubah menjadi malu, Bersamaku sekarang, kau tinggi melampaui, Menjadi pribadi yang terus menjadi lebih baik lagi   Dari jutaan masalah yang pernah kita bicarakan Ada satu yang mulai ku angkat sendirian Yang pernah ku abaikan karena merasa menang ...